Kamis, 17 Mei 2018

Perihnya hidup

Aku di lahirkan dari keluarga yang sederhana, jauh dari kata-kata mewah atau apalah yang sering orang bilang. Sejak kecil aku sudah di beri ujian oleh yang maha kuasa yaitu dengan di ambilnya sesosok ibu dalam kehidupan keluarga kami, umur ku waktu itu masih sekitar setahun belom tau apa-apa dan belom ngerti apa-apa ,hingga akhirnya aku di besarkan oleh ibu dari ayahku yang aku panggil ema, sebelum aku tau kalo ibuku sudah tiada aku menganggap nene ku itu adalah ibuku yang sudah melahirkan aku.
Hidup di keluarga yang bisa di bilang kolot itu sepertinya membuat pergerakan aku sebagai anak kecil yang masih suka bermain menjadi terbatas ,kadang untuk bisa main saja harus mengemukakan alasan-alasan yang belum tentu di terima ,kadang aku malah menjadi anak yang pembangkang, sering sekali aku bertengkar dengn neneku cuma gara-gara aku yang ga bisa nurut.
Pernah satu ketika aku di  siram air oleh kakek karena saking bandelnya aku di masa kecil .perihnya kehidupan aku sudah aku rasakn dari aku kecil, nyuci baju sendri pun aku sudah lakuin sejak aku duduk di bangku sekolah dasar kelas 1,kadang aku suka iri dengan kehidupan sempurna teman-teman ku bisa merasakan indahnya masa kecil, uang jajan pun ketika lgi SD hanya 500 perak ,sedangkan istrahat di bagi 2 kali, aku kadang mensiasatinya dengan jam istrahat pertama hanya bermain, kemudian istrahat ke dua jajan .begitu pun sebaliknya kalo perut sudh merasa lapar. Nene dan kake ku hanyalah seorang petani yang penghasilannya pun ga menentu ada tiap hari, kami hanya mengandalkan uang kiriman dari ayahku yang berkerja di kota ,kadang aku sampe harus nangis  ,marah dan kabur-kaburan hanya untuk meminta uang jajan .kakek meninggalkan aku dan nene ketika aku duduk di bngku SMP kelas 3,hal yang benar-benar membuat hati perih  dengan di tinggalnkan sesosok kake yang sudah aku anggap ayah aku sndiri kini terbujur kaku di hadapan ku ,tapi kake udah ga merasakan sakit lagi, melihat nene ku tak menitikan air mata sedikit pun membuat aku harus tegar dan ikls juga, ya nene ku wanita hebat dan kuat ,di tinggalkan belahan jiwanya pun dia bisa setegar itu, Cinta mereka benar-benar di pisahkan oleh ajal, kebandelan aku pun makin menjdi ketika aku masuk SMA, karena d rumah aku selalu merasa kesepian sehingga aku lampiaskan hanya dengan bermain dan kumpul dengan teman-teman, tapi untuk urusan sekolah tetap lancar,, pergulatan batin itu terjdi ketika akan memasuki kelulusan dimna hati menginginkan untuk melanjutkan study tapi nasib berkata lain. Hanya bisa pasrah dan bersabar ,jika memang sudah ditakdirkan pasti akan menemukan jalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buah hatiku

18 april 2020 aku melaksanakan akad dengan kekasih ku, pesta pernikahan yang aku impikan seakan lenyap karena wabah yang sedang menimpa nege...